Saturday, September 23, 2023

10.000 Bakso Gratis Dibagikan

Pesta Rakyat Angkat Kuliner Khas Malang, 10.000 Bakso Gratis Dibagikan

Thursday, 21 September 2023  278  0

Klojen (malangkota.go.id) – Bakso telah menjadi ikon kuliner khas Kota Malang yang telah dikenal luas. Di event  bertajuk Pesta Rakyat Rutam Nuwus Kera Ngalam yang digelar di sepanjang Jalan Gajahmada, Kamis (21/9/2023), 10.000 bakso gratis dibagikan kepada masyarakat.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji yang hadir sekaligus membuka kegiatan mengungkapkan bahwa bakso merupakan makanan khas Kota Malang. “Ada istilah belum ke Malang kalau belum makan bakso, dan belum makan bakso kalau belum makan bakso Malang. Harapannya ini menjadi pemantik, bahwa Malang sudah terkenal dengan bakso. Tagline tersebut sudah dikenal secara nasional dan saya rasa sudah mendunia,” ungkap pria berkaca mata tersebut.

Ada 60 pedagang bakso yang turut berpartisipasi dalam pesta rakyat yang akan berlangsung tanggal 21 September sampai 22 September 2023 ini. Melalui event ini, UMKM sebagai salah satu penyangga ekonomi Kota Malang dapat semakin maju dan berjaya.

“Ini dalam rangka kita berbagi, dari masyarakat dinikmati oleh masyarakat. Mudah-mudahan ini akan berkembang terus. Kami atas nama Pemkot Malang mengucapkan terima kasih, partisipasi masyarakat luar biasa,” ucap orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.

Apresiasi dan ucapan terima kasih juga disampaikan Wali Kota Malang Sutiaji kepada seluruh unsur yang terlibat, terutama kepada pedagang bakso yang menjadi bagian dalam rangka menguatkan UMKM.

“Memang bakso itu kan legend sekali untuk Malang. Dan tentu ketika bakso kita kemas dengan menarik, aman dikonsumsi, rasanya semakin bervariasi, maka perlu dilakukan jejaring ini. Karena banyak juga permintaan dari luar, seperti permintaan bakso siap saji. Malang itu hebat maka harus kolaborasi,” pungkasnya.


Sumber :

https://malangkota.go.id/2023/09/21/pesta-rakyat-angkat-kuliner-khas-malang-10-000-bakso-gratis-dibagikan/

Thursday, March 16, 2023

Juara Green Wave Environmental Care Project dengan Kemangi

Kemangi Antarkan Mahasiswa UM Juarai Green Wave Environmental Care Project For Schools

Last updated: 2023/03/15 at 9:51 PM

Tidak hanya mengganggu, lalat juga dapat menjadi sarang penyakit. Tak jarang lalat yang hinggap di sembarang tempat membawa bakteri dan parasit di tubuhnya, sehingga dapat merugikan manusia.

Menurut World Health Organization (WHO), lalat rumah menjadi pembawa bakteri dan parasit penyebab diare dan infeksi mata. Permasalahan ini menarik perhatian lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Sehingga berhasil ciptakan pembasmi lalat yang juga berfungsi sebagai pestisida sekaligus disinfektan alami dari daun kemangi.

ESSIL, begitu nama produknya. Adalah insektisida alami dari bahan dasar kemangi dengan tambahan kulit jeruk nipis dan daun cengkeh yang baik untuk lingkungan.

Viska Rinata, mahasiswa S1 Biologi UM selaku co-researcher menjelaskan, alasan inovasi tersebut dapat tercipta. Lantaran tingginya peledakan populasi lalat yang disebabkan peternakan ayam di Trenggalek, Jawa Timur.

Tingginya jumlah peternakan ayam yang beroperasi aktif di Trenggalek mencapai 3.272.238. Sehingga memicu ledakan populasi lalat secara drastis dan mengganggu masyarakat.

”Siapa sih yang nggak terganggu sama lalat. Karena lalat itu annoying banget. Selain annoying, resiko penyakit dari bakteri yang dibawa lalat itu lebih tinggi daripada serangga lain. Seperti kecoa dan sebagainya,” ujar gadis asal Trenggalek tersebut.

Melihat hal itu, Viska dan tim tidak diam saja. Mereka mencari solusi yang mudah dijangkau dan ekonomis agar bisa diterima serta digunakan secara maksimal oleh warga sekitar.

Viska mencoba mengamati lingkungan sekitar dan menemukan, bahwa banyak sekali petani kemangi di Trenggalek. Sayangnya, daun kemangi lumrah dimanfaatkan hanya sebagai lalapan atau makanan pendamping sambal dan nasi yang tentu memiliki harga jual rendah.

”Sebenarnya di daerah itu (Trenggalek) sudah ada masalah dan solusi yang tepat. Namun belum terintegrasi dengan baik. Nah, dari situ muncul ide untuk membuat inovasi ini,” tutur Viska.

ESSIL terbuat dari daun kemangi, daun cengkeh, dan kulit jeruk nipis yang memiliki nilai jual sangat rendah. Bahkan seringkali menjadi limbah.

Bahan dasar produk ini adalah daun kemangi serta memiliki bahan aktif methyl clavicle dan cineol yang tidak disukai oleh lalat. Ditambah dengan daun cengkeh dan kulit jeruk nipis yang memiliki fungsi antimikroba yang membuat produk ini memiliki nilai keterbaruan yang tinggi.

Berdasarkan uji yang telah dilakukan, ESSIL memiliki persentase efektifitas yang cukup tinggi dalam mengusir lalat. Yaitu lebih dari 90%.

Tak hanya itu, berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan, semua penguji menyatakan menyukai aroma dan tekstur dari ESSIL. Menggunakan teknologi nano fogging gun, penyemprotan produk dapat dilakukan lebih cepat, rata, dan tepat sasaran.

Inovasi hebat dari Viska dan tim sudah bisa digunakan di rumah yang terdampak ledakan populasi lalat.

”Jadi selain sebagai repellent lalat, ESSIL juga berfungsi sebagai disinfektan untuk membersihkan sisa-sisa bakteri yang ditinggalkan lalat sehingga dapat meminimalisir resiko diare, penyebaran polio, disentri dan lain sebagainya.”

“Ini produk sustainable yang ramah lingkungan dan minim resikonya bagi kesehatan masyarakat maupun lingkungan,” tambah gadis berusia 21 tahun tersebut.

Harapannya, ESSIL dapat dikembangkan sehingga bisa digunakan secara komersil di bidang peternakan.

”Untuk saat ini produksi masih dilakukan dalam skala kecil karena keterbatasan biaya dan sumber daya, namun produk ini memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat dikomersilkan di bidang peternakan,” ucapnya.

Inovasi tersebut berhasil menarik perhatian juri di ajang Green Wave Environmental Care Project For Schools 2022 yang diadakan oleh Sembcorp Marine di Singapura. Memiliki nilai jual dan keterbaruan yang tinggi, ESSIL berhasil meraih juara dua di ajang tersebut.

Pemakaian daun kemangi di bidang industri yang masih asing di masyarakat luas juga menarik perhatian para juri. Membawa nama baik UM di ajang internasional, Viska dan tim diundang menghadiri acara penghargaan di Parkroyal Collection Marina Bay, Singapura pada pertengahan Februari 2023.

Selaku penggagas ide, Viska berharap produk ini bisa menjadi produk yang dapat digunakan oleh banyak orang di masa depan.

”Fokus riset aku itu kan di green industry, jadi aku berharap produk ini bisa aku kembangin dan jadi core dari green industry yang ingin aku bangun di masa depan,” ujar Viska menyampaikan mimpi besarnya.


Sumber :

https://infomalangraya.com/kemangi-antarkan-mahasiswa-um-juarai-green-wave-environmental-care-project-for-schools/

Sunday, January 1, 2023

Apa Arti Kota MALANG?

Apa Arti Kota MALANG? Ternyata Itu Singkatan, Simak Asal-Usul dan Kepanjangannya yang Jarang Diketahui

Malang merupakan salah satu kota terbesar yang ada di Jawa Timur. Setidaknya ada dua teori di balik penamaan kota Malang. Salah satunya menyebutkan bahwa nama kota Malang berasal dari singkatan. Namun masih banyak yang belum mengetahui asal usul hingga kepanjangan Kota Malang.

Lantas apa arti Kota Malang?

Dikutip JatimNetwork.com dari berbagai sumber, berikut arti dan asal usul kota Malang yang berasal dari singkatan.


Teori pertama penamaan Malang

Teori pertama penamaan kota Malang merujuk sebuah kisah penyerangan pasukan Kesultanan Mataram ke Malang pada 1614 yang dipimpin oleh Tumenggung Alap-Alap. Ia memiliki keinginan untuk menaklukan seluruh pulau Jawa dalam satu kekuasaan Kerajaan Mataram.

Ia menggunakan taktik dengan menaklukan kota-kota di sekeliling Surabaya termasuk Malang. Ia membagi 8.000 pasukannya menjadi 3 kelompok, Jalur Lingkar Selatan, Pantura, dan jalur tengah yang dipimpin Tumenggung Alap-alap.

Kelompok jalur tengah melewati daerah Ngantang yang mendapat berbagai kesulitan seperti dihalangi oleh ribuan pohon tumbang yang menutupi jalur masuk menuju Malang. Selain itu, mereka juga harus menghadapi pasukan Bupati Ronggosukmo yang memiliki jumlah pasukan lebih sedikit. Meski demikian daerah Malang berhasil dipertahankan dari pasukan Mataram.

Sejak saat itulah, daerah Malang Kucecwara lebih dikenal dengan nama Malang yang berarti penghalang atau yang menghalang-halangi.


Teori kedua penamaan Malang

Kota Malang memiliki nama lengkap MalangKucecwara. Malangkuçeçwara merupakan singkatan dari 3 kata, yakni:

- mala yang berarti kebatilan, kecurangan, kepalsuan, dan kejahatan

- angkuça yang berarti menghancurkan atau membinasakan,

- içwara yang berarti Tuhan.

Oleh karena itu, Malangkuçeçwara berarti "Tuhan telah menghancurkan yang batil (jahat)".

Nama ini merujuk pada nama sebuah bangunan suci bernama Malangkuçeçwara, yang disebut dalam dua prasasti Raja Balitung dari Mataram Kuno, yakni Prasasti Mantyasih tahun 907 Masehi dan Prasasti 908 Masehi.

Namun para ahli masih belum memperoleh kesepakatan di mana bangunan tersebut berada. Ada yang menyebutkan Malangkuçeçwara terletak di daerah Gunung Buring, suatu pegunungan yang membujur di sebelah timur Kota Malang di mana terdapat salah satu puncaknya bernama "Malang".

Pihak yang lain menduga bahwa letak bangunan itu di daerah Tumpang, Kabupaten Malang.


Sumber :

https://www.jatimnetwork.com/jatim/pr-436340986/apa-arti-kota-malang-ternyata-itu-singkatan-simakasal-usul-dan-kepanjangannya-yang-jarang-diketahui?page=3

Related Posts